Dalam beberapa tahun terakhir, aku bergumul dengan perubahan industri konten yang berubah. Dari semula berbasis teks, foto dan sekarang video.
Jujur saja, sebagai orang introvert yang tidak suka dengan fame, maraknya konten video menjadi momok tersendiri buatku.
Meskipun banyak tantangan internal yang dihadapi, mau-ga-mau aku harus menyesuaikan dengan tren jika ingin tetap bisa relevan.
Setelah melalang buana mencari tutorial, tips, trik dan beberapa saran di jagat maya, akhirnya aku menemukan saran yang cukup aplikatif dan cocok dengan karakterku dari seorang YouTuber bernama Ali Abdaal.
Jadi, di artikel ini, aku akan merangkum beberapa saran dari Ali Abdaal di beberapa videonya tentang membangun kanal YouTube di tahun 2023. Kamu Ga perlu menghabiskan kuota menonton video, gak perlu susah-susah menerjemahkan videonya, cukup membaca artikel ini saja.
Ada tiga level yang harus dilewati untuk membangun kanal YouTube tahun ini. Dimulai dari level pertama. Di sini membahas tentang tiga video pertama yang harus kita buat sebelum melanjutkan pilihan apakah YouTube akan menjadi sampingan atau menjadi lebih serius.
Kemudian, kita akan fokus pada level kedua, yaitu untuk menciptakan tujuh video berikutnya dan “Cukup Baik” dalam membuat konten.
Terakhir, kita akan menghadapi pilihan akhir apakah ingin menjadikan YouTube sebagai hobi atau bisnis.
Key Takeaways
- Fokus pada tiga video pertama untuk mengeksplorasi keterampilan dan minat sebelum membuat keputusan.
- Tujuh video berikutnya akan membantu kita menjadi lebih baik dalam membuat konten.
- Pertimbangkan pilihan terakhir antara menjadikan YouTube sebagai hobi atau bisnis.
Level 1: Mulai Aja Dulu
Di level awal ini, buatlah tiga video pertama. Buat saja, tidak perlu ragu dan jangan terbebani oleh pertanyaan seperti topik apa yang cocok, siapa yang akan menonton konten kita, atau bagaimana reaksi netizen nantinya. Fokuslah untuk melakukan langkah ini dan rasakan bagaimana perasaan kita saat membuat video.
Percayalah, tiga video tadi gak akan mendapatkan views, jadi gak perlu terlalu ambil pusing.
Level 2: Meningkatkan Keterampilan
Setelah tiga video awal, kita harus memutuskan apakah ingin berkomitmen serius dengan YouTube atau hanya menjalaninya sebagai hobi. Jika memutuskan untuk serius, berusahalah untuk membuat setidaknya satu video per minggu.
Pada level dua ini, kita akan membuat tujuh video berikutnya dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dalam membuat video.
Tujuan di level dua ini untuk lebih mengasah kemampuan seperti editing, berbicara di depan kamera, penulisan, dan analisis data.
Level 3: Mengambil Keputusan
Setelah 10 video, saatnya untuk menentukan apakah kita ingin terus melakukannya sebagai hobi atau menjadikannya sebagai bisnis.
Pertimbangkan kepribadian kita, keinginan kita, dan sejauh mana kita ingin mencurahkan waktu dan energi ke dalamnya.
Hobi atau Serius Nge-YouTube?
Setelah membuat tiga video pertama, tiba saatnya untuk membuat keputusan penting. Apakah kita ingin serius atau tidak dengan YouTube?
Tidak serius berarti membuat video hanya sesempatnya saja, mungkin saat sedang berlibur atau saat mood sedang baik.
Sementara, serius ber-YouTube berarti berkomitmen penuh dan membuat video setidaknya sekali seminggu. Konsisten adalah kunci!
Jika memulai YouTube dari nol saat ini, Ali Abdaal menyarankan untuk serius dengan YouTube.
“Sama seperti menjalin hubungan serius dengan seseorang dalam kehidupan nyata, saya ingin berusaha untuk “bertemu” dengan YouTube setidaknya sekali seminggu.”
Saya sendiri sepenuhnya sadar, kanal YouTube tidak akan berkembang jika diperlakukan tidak dengan serius (aku sudah mengalaminya).
Tidak ada keberuntungan yang membuat kanal YouTube tiba-tiba menjadi besar dan menguntungkan. YouTube harus diperlakukan dengan serius.
Asah Skill
Setelah berkomitmen menjalin hubungan serius dengan YouTube, saarnya untuk melangkah ke level berikutnya. Level tersebut adalah meningkatkan keterampilan dalam membuat video.
Tantangan saya saat ini, saya tidak tahu cara berbicara di depan kamera dan mengedit video. Karena itu, di level kedua, pada tujuh video berikutnya saya harus fokus untuk memperbaiki keterampilan membuat video agar menjadi lebih baik dibandingkan dengan tiga video pertama.
Tetapi yang perlu diingat, bukan menjadi ahli, melainkan cukup baik. Jadi, mari kita mulai dengan membuat tujuh video berikutnya.
Tahap ini penting karena banyak keterampilan yang perlu dipelajari dalam membuat video YouTube yang sukses. Mulai dari ide, judul, thumbnail, struktur cerita, hingga editing video.
Itu semua bukanlah hal yang mudah dan membutuhkan waktu serta latihan.
Yang terpenting, pada tahap ini jangan terlalu peduli tentang “niche“; yang penting adalah meningkatkan kemampuan dalam membuat video.
Jadi, kita bisa membuat video tentang hal apa saja yang kita sukai, seperti alat tulis favorit, produk yang kita gunakan, atau bahkan buku yang kita baca.
Kita juga perlu mengenal diri kita sendiri dengan lebih baik melalui tujuh video ini. Mulailah untuk mengatasi ketakutan, keraguan, dan pikiran negatif yang mungkin muncul.
Biasanya, pada proses ini, kita tidak hanya belajar tentang cara membuat video yang lebih baik, tetapi juga belajar lebih banyak tentang diri sendiri.
Kita akan menghadapi emosi seperti ketakutan, omongan netizen, dan keraguan apakah kanal ini akan berhasil atau gagal.
Ingat, kita tidak perlu sempurna sejak awal, yang terpenting adalah terus berkembang dan belajar dari setiap kesalahan.
Apabila setelah tahap ini kamu merasa ingin mengembangkan YouTube lebih jauh, kita perlu memutuskan apakah ingin menjadikan YouTube sebagai hobi atau bisnis. Tentukan prioritas dan tujuan kita untuk kedepannya, dan bersiaplah untuk melangkah ke tahap selanjutnya!
Karena pada level selanjutnya, kita harus membuat pilihan utama: apakah ingin memperlakukan YouTube sebagai hobi atau bisnis?
Itu merupakan pertanyaan penting yang akan membantu menentukan langkah selanjutnya dalam perjalanan YouTube saya.
Pilihan Akhir: YouTube sebagai Hobi atau Bisnis
Setelah membuat 10 video, sekarang saatnya untuk membuat keputusan penting dalam perjalanan YouTube kita. Pertanyaannya adalah, apakah kita ingin menjadikan YouTube sebagai hobi atau bisnis?
Sebagai seorang individu, kita harus menentukan posisi kita di antara skala hobi (0) dan bisnis (10). Ingat, kita tidak bisa memilih angka 5.
Pilihan ini sangat menentukan karena jika kita memutuskan untuk menjadikan YouTube sebagai hobi, kita akan membuat video kapan pun kita mau dan tidak terikat dengan deadline.
Namun, jika kita ingin menjadikannya bisnis, kita harus berkomitmen lebih serius. Sebagai contoh, kita mungkin perlu membuat dan mengunggah setidaknya satu video per minggu.
Kita juga harus sadar bahwa membuat video, mengedit, menganalisis statistik, dan memahami cara kerja platform akan memakan banyak waktu dan usaha.
Selanjutnya, kita perlu memperbaiki keterampilan yang diperlukan untuk sukses di YouTube. Beberapa keterampilan penting meliputi:
- Menulis judul dan membuat thumbnail menarik.
- Membuat konten yang informatif dan relevan.
- Berbicara dengan lancar di depan kamera.
- Memahami dasar-dasar video editing.
- Menganalisis data agar bisa menyesuaikan strategi konten.
Kita harus sadar bahwa ini adalah perjalanan panjang, dan kita akan menghadapi banyak tantangan, baik secara teknis maupun emosional.
Yang terpenting adalah kita harus terus berupaya meningkatkan keterampilan kita dan tetap konsisten dalam menghasilkan konten berkualitas.
Jadi, setelah mempertimbangkan semua hal ini, apakah kita siap untuk menjadikan YouTube sebagai hobi atau bisnis? Pilihan ada di tangan kita.
Leave a Comment