Oke, sebelum kalian meneruskan membaca ini, ada beberapa hal yang harus kalian pahami:
- Judul di atas bukan mencari clickbait. Namun yang perlu kalian ingat, pahamilah kata “miliaran” dengan arti yang sebenarnya. Angka 1 miliar hingga 999 miliar masih termasuk miliaran.
- Jika kalian berharap startup yang aku bangun memiliki valuasi sebesar Tokopedia, Gojek atau BukaLapak, maka segeralah tutup artikel ini.
- Ini adalah pengalamanku, bisa jadi sangat berbeda dengan panduan-panduan bisnis di luar sana.
Sigkat cerita, di tahun 2018 akhir, aku dan beberapa teman sepakat membuat sebuah startup yang bergerak dibidang layanan digital marketing (dan SaaS).
Alasannya, aku dan temenku cukup lama menggeluti bidang ini, bahkan sebelum istilah digital marketing populer di Indonesia.
Jadi, bagaimana bisa aku membuat bisnis dengan modal Rp 0,- ?
Gunakan kemampuan sebagai modal
Bermula dari sebuah startup audiobook yang gagal, aku dan kang Irwankarta mencari investor untuk bisa menghidupkan kembali startup tersebut.
Pengalaman kegagalan membangun sebuah startup juga akan kutuliskan di blog ini, semoga.
Singkat cerita, kami menemukan investor dari beberapa makelar kawak.
Anehnya, dengan berbagai macam pertimbangan, kami tidak sepakat untuk meneruskan startup audiobook yang kami tawarkan, namun memilih membuat perusahaan baru di dunia SaaS (software as a service) dan digital marketing.
Kami bertujuh (cukup banyak founder untuk sebuah startup) akhirnya patungan sebagai modal awal, tak banyak, hanya beberapa puluh juta saja.
Aku dan temanku tidak ikut menyumbang uang untuk modal, kemampuan kamilah yang dikonversikan menjadi saham.
Akhirnya, di akhir tahun 2018, kami melegalkan perusahaan tersebut dan memulai dengan menyewa satu ruangan kecil di sebuah apartment di Yogyakarta.
Bekerja keras
Awal mula kami menjalankan bisnis ini, hampir tiap hari kami pulang larut, bahkan dini hari. hanya untuk bertemu calon klien.
Kegiatan tersebut kami lakukan tiga bulan awal dan menghasilkan beberapa klien yang hasilnya lumayan untuk bisa menutup biaya operasional dan gaji karyawan.
Saat itu kami, sebagai direksi tidak mendapatkan gaji sama sekali karena pendapatan kami yang masih kecil.
Seingatku, kami para direksi tidak gajian selama satu tahun!
Meski begitu, kami tetap semangat bekerja dan melanjutkan tradisi pulang larut malam meskipun tidak gajian.
Belajar dari pengalaman di bulan-bulan awal, akhirnya kami memutuskan untuk mematikan bisnis SaaS dan hanya fokus pada layanan digital marketing.
Networking
Kami beruntung punya tim marketing yang memiliki jaringan luas di Jogja. Dan kami mendapatkan satu klien dengan nama besar yang ingin mencoba layanan digital marketing kami.
Klien kami menginginkan omset penjualan produk mereka meningkat. Produk yang mereka tawarkan adalah kosmetik untuk kelas menengah.
Singkat cerita, kami bisa memberikan performa yang cukup memuaskan. Omset yang biasa mereka bukukan dalam satu tahun, bisa kami kejar dalam waktu satu bulan saja! sebuah pencapaian yang sangat memuaskan bagi kami.
Keberuntungan
Keberuntungan adalah kesiapan dan kesempatan datang bersamaan. Begitulah yang terjadi pada startup kami.
Hasil yang bagus dari salah satu klien kami, membuat beberapa pemilik produk menginginkan hal serupa. Alhasil, sampai saat ini, kami memegang 30-an produk dengan pasar nasional.
Kemudian “keberuntungan” terjadi. Salah satu perusahaan nasional di Indonesia tertarik untuk membeli unit usaha kami. Aku melihatnya sih tujuan mereka lebih pada talent acquisition.
Apapun tujuan mereka, startup kami mendapatkan perhatian dari mereka.
Setelah melewati diskusi antar pemilik, maka diputuskanlah menjual sebagian besar saham kami. Dan aku memutuskan untuk exit alias melepas 100% saham yang aku miliki.
Kenapa? ya mungkin nanti aku bisa tuliskan di sini.
Jadi, apakah modal sedikit bisa membuat sebuah usaha yang bernilai miliaran? aku bisa membuktikannya.
Leave a Comment